Ekosistem Laut Kita Dalam Ancaman
Lautan fondasi
kehidupan planet biru
Dilihat dari luar angkasa, benua-benua kita terlihat kecil di antara
samudera maha luas. Itulah planet bumi kita dimana sebagian besar
ditutupi oleh lautan biru. Kekayaan keanekaragaman hayati di daratan
tidak dapat dibandingkan dengan apa yang ada di dalam lautan. Sekitar 80
persen dari seluruh kehidupan di Planet Bumi ditemukan tersembunyi di
bawah denyut samudra luas di sekitar dunia kita ini. Lautan mendorong
kekuatan alam yang memelihara kehidupan di planet kita termasuk
menyediakan oksigen bagi atmosfir kita sehingga ia berfungsi baik.
Lautan Indonesia tidak diragukan merupakan salah satu kawasasan laut
terkaya di dunia. Terumbu karang Indonesia adalah salah satu yang
terkaya keanekaragaman hayatinya di dunia. Terumbu di Kepulauan Raja
Ampat secara khusus diakui oleh para ilmuwan sebagai “pusat”
keanekaragaman hayati terumbu karang dunia. Indonesia juga mempunyai
sebaran ekosistem mangrove yang luas, bahkan terbesar di Asia Tenggara,
dan merupakan 20% dari total tutupan mangrove yang ada di dunia.
Laut krisis, mengapa?
Meski ada banyak inisiatif konservasi, namun sayangnya sebagian besar
ekosistem laut Indonesia yang luas ini berada dalam ancaman. Data
terbaru dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI mengungkap bahwa hanya
5,3% terumbu karang Indonesia yang tergolong sangat baik, sementara
30,45% berada dalam kondisi buruk. Indonesia juga telah kehilangan
sebagian besar mangrovenya. Dari tahun 1982 hingga 2000, Indonesia telah
kehilangan lebih dari setengah hutan mangrove, dari 4,2 juta menyusut
menjadi 2 juta hektar.
Pada saat produksi perikanan Indonesia meningkat, Indonesia juga
mengalami ancaman penurunan perikanan akibat krisis ganda degradasi
ekosistem kelautan serta penangkapan ikan berlebih (over fishing).
Dibanding dengan 27 negara produsen ikan lain, perikanan Indonesia
paling rentan hancur produktivitasnya berdasarkan indikator manajemen
terumbu karang, situasi perikanan dan ketahanan pangan.
Beberapa wilayah tangkap perikanan di Indonesia sudah menghadapi gejala eksploitasi overfishing
untuk beberapa kelompok komoditas penting, seperti pelagis besar,
pelagis kecil, udang, dan ikan demersal. Dengan kata lain, Indonesia
kini berada di ambang kelangkaan perikanan.
Ironisnya, nelayan kecillah yang merasakan dampak dari ancaman
kelangkaan perikanan tersebut. Betapa tidak, mereka harus mengeluarkan
biaya lebih besar untuk komponen BBM (bahan bakar minyak), karena lokasi
penangkapan ikan (fishing ground) yang semakin menjauh.
Kelangkaan ini juga terlihat dari makin mengecilnya ukuran ikan,
turunnya jumlah tangkapan, dan hilangnya beberapa spesies yang dulunya
merupakan tangkapan utama. Lebih parah lagi, perikanan Indonesia juga
mengalami ancaman masalah klasik penangkapan ikan ilegal, peralatan
ilegal, dan pencurian ikan oleh kapal-kapal asing yang menggunakan kapal
penangkap ikan lebih besar.
Penyebab kerusakan ekosistem lautan diantaranya adalah pembangungan
di kawasan pesisir, pembuangan limbah dari berbagai aktivitas di darat
maupun di laut, sedimentasi akibat rusaknya wilayah hulu dan daerah
aliran sungai, praktek penangkapan ikan merusak yang menggunakan sianida
dan alat tangkap terlarang, pemutihan karang akibat perubahan iklim,
serta penambangan terumbu karang. Pertambangan dan sedimentasi juga
membawa dampak buruk yang signifikan terhadap ekosistem laut di
Indonesia. Ekstraksi sumberdaya seperti industri minyak serta
pertambangan yang meningkat pesat dalam 10 tahun terakhir ini.
Waktunya beraksi!
Laut Indonesia adalah pusat penting keanekaragaman hayati laut di
dunia sekaligus tempat penangkapan ikan sangat berharga yang menyediakan
makanan dan mata pencaharian untuk jutaan orang. Kita perlu memastikan
ekosistem ini untuk dapat terjaga untuk generasi mendatang dengan
memulihkan kondisi dan melindungi ekosistem laut, serta pada saat yang
sama juga membatasi overfishing.
Greenpeace percaya bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar
dapat berperan besar dalam menyuarakan dan memberikan solusi untuk
memperkuat inisiatif regional dan global demi pengelolaan sumberdaya
laut dunia yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, serta perlindungan
keanekaragaman hayati kelautan. Secara politis dan geografis Indonesia
memiliki posisi tawar strategis untuk meningkatkan pengelolaan
sumberdaya perikanan untuk mendorong perubahan dan membangun inisiatif
regional dan global dalam menanggulangi over fishing di kawasan Asia.
Kampanye Kelautan Greenpeace Indonesia bertujuan untuk menggerakkan
dan mendukung terwujudnya keadilan dan keberlanjutan pengelolaan
perikanan serta pengelolaan jaringan kawasan konservasi laut yang
efektif. Greenpeace membangun jaringan pembela laut untuk mendorong
berakhirnya praktek penangkapan ikan yang merusak dan berlebihan yang
mengancam keberlangsungan mata pencaharian masyarakat lokal, kelestarian
ekosistem dan keanekaragaman hayati laut.
Mari bergabung dan beraksi bersama dalam kampanye kelautan Indonesia
untuk mendukung 100% laut Indonesia terlindungi. Bergabunglah dalam
gerakan 100% Indonesia.
Sumber:
caman/blog/49130/http://www.greenpeace.org/seasia/id/blog/ekosistem-laut-kita-dalam-an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar