Kamis, 26 Juni 2014

EKOSISTEM LAUT

Ekosistem Laut Kita Dalam Ancaman



Lautan fondasi 






kehidupan planet biru 

         Dilihat dari luar angkasa, benua-benua kita terlihat kecil di antara samudera maha luas. Itulah planet bumi kita dimana sebagian besar ditutupi oleh lautan biru. Kekayaan keanekaragaman hayati di daratan tidak dapat dibandingkan dengan apa yang ada di dalam lautan. Sekitar 80 persen dari seluruh kehidupan di Planet Bumi ditemukan tersembunyi di bawah denyut samudra luas di sekitar dunia kita ini. Lautan mendorong kekuatan alam yang memelihara kehidupan di planet kita termasuk  menyediakan oksigen bagi atmosfir kita sehingga ia berfungsi baik.
Lautan Indonesia tidak diragukan merupakan salah satu kawasasan laut terkaya di dunia. Terumbu karang Indonesia adalah salah satu yang terkaya keanekaragaman hayatinya di dunia. Terumbu di Kepulauan Raja Ampat secara khusus diakui oleh para ilmuwan sebagai “pusat” keanekaragaman hayati terumbu karang dunia. Indonesia juga mempunyai sebaran ekosistem mangrove yang luas, bahkan terbesar di Asia Tenggara, dan merupakan 20% dari total tutupan mangrove yang ada di dunia.
Laut krisis, mengapa?
Meski ada banyak inisiatif konservasi, namun sayangnya sebagian besar ekosistem laut Indonesia yang luas ini berada dalam ancaman. Data terbaru dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI mengungkap bahwa hanya 5,3% terumbu karang Indonesia yang tergolong sangat baik, sementara 30,45% berada dalam kondisi buruk. Indonesia juga telah kehilangan sebagian besar mangrovenya. Dari tahun 1982 hingga 2000, Indonesia telah kehilangan lebih dari setengah hutan mangrove, dari 4,2 juta menyusut menjadi 2 juta hektar.
Pada saat produksi perikanan Indonesia meningkat, Indonesia juga mengalami ancaman penurunan perikanan akibat krisis ganda degradasi ekosistem kelautan serta penangkapan ikan berlebih (over fishing). Dibanding dengan 27 negara produsen ikan lain, perikanan Indonesia paling rentan hancur produktivitasnya berdasarkan indikator manajemen terumbu karang, situasi perikanan dan ketahanan pangan.
Beberapa wilayah tangkap perikanan di Indonesia sudah menghadapi gejala eksploitasi overfishing untuk beberapa kelompok komoditas penting, seperti pelagis besar, pelagis kecil, udang, dan ikan demersal. Dengan kata lain, Indonesia kini berada di ambang kelangkaan perikanan.
Ironisnya, nelayan kecillah yang merasakan dampak dari ancaman kelangkaan perikanan tersebut. Betapa tidak, mereka harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk komponen BBM (bahan bakar minyak), karena lokasi penangkapan ikan (fishing ground) yang semakin menjauh. Kelangkaan ini juga terlihat dari makin mengecilnya ukuran ikan, turunnya jumlah tangkapan, dan hilangnya beberapa spesies yang dulunya merupakan tangkapan utama. Lebih parah lagi, perikanan Indonesia juga mengalami ancaman masalah klasik penangkapan ikan ilegal, peralatan ilegal, dan pencurian ikan oleh kapal-kapal asing yang menggunakan kapal penangkap ikan lebih besar.
Penyebab kerusakan ekosistem lautan diantaranya adalah pembangungan di kawasan pesisir, pembuangan limbah dari berbagai aktivitas di darat maupun di laut, sedimentasi akibat rusaknya wilayah hulu dan daerah aliran sungai, praktek penangkapan ikan merusak yang menggunakan sianida dan alat tangkap terlarang, pemutihan karang akibat perubahan iklim, serta penambangan terumbu karang.  Pertambangan dan sedimentasi juga membawa dampak buruk yang signifikan terhadap ekosistem laut di Indonesia. Ekstraksi sumberdaya  seperti industri minyak serta pertambangan yang meningkat pesat dalam 10 tahun terakhir ini.




Waktunya beraksi!
         Laut Indonesia adalah pusat penting keanekaragaman hayati laut di dunia sekaligus tempat penangkapan ikan sangat berharga yang menyediakan makanan dan mata pencaharian untuk jutaan orang. Kita perlu memastikan ekosistem ini  untuk dapat terjaga untuk generasi mendatang dengan memulihkan kondisi dan melindungi ekosistem laut, serta pada saat yang sama juga membatasi overfishing.        
Greenpeace percaya bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar dapat berperan besar dalam menyuarakan dan memberikan solusi untuk memperkuat inisiatif regional dan global demi pengelolaan sumberdaya laut dunia yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, serta perlindungan keanekaragaman hayati kelautan. Secara politis dan geografis Indonesia memiliki posisi tawar strategis untuk meningkatkan pengelolaan sumberdaya perikanan untuk mendorong perubahan dan membangun inisiatif regional dan global dalam menanggulangi over fishing di kawasan Asia.
Kampanye Kelautan Greenpeace Indonesia bertujuan untuk menggerakkan dan mendukung terwujudnya keadilan dan keberlanjutan pengelolaan perikanan serta pengelolaan jaringan kawasan konservasi laut yang efektif. Greenpeace membangun jaringan pembela laut untuk mendorong berakhirnya praktek penangkapan ikan yang merusak dan berlebihan yang mengancam keberlangsungan mata pencaharian masyarakat lokal, kelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati laut.
Mari bergabung dan beraksi bersama dalam kampanye kelautan Indonesia untuk mendukung 100% laut Indonesia terlindungi. Bergabunglah dalam gerakan 100% Indonesia. 

Sumber:
caman/blog/49130/http://www.greenpeace.org/seasia/id/blog/ekosistem-laut-kita-dalam-an


Tidak ada komentar:

Posting Komentar